Cerpen bagus untuk anak SD
Kado Ulang Tahun untuk Sahabatku
Namaku
adalah Lila, aku anak yang suka bercanda. Aku sekarang kelas 6 SD. Suatu hari
aku berbincang dengan kakakku kalau temanku akan berulang tahun. Aku sibuk
menanyakan oada kakakku kado apa yang tepat untuk diberikan kepada sahabatku.
“
Kak, minggu depan Luna sahabatku ulang tahun, aku beri kado apa ya?” aku
bertanya pada kakakku
“ terserah adek mau beliin kado apa
untuk sahabatmu.” Ujar kakakku. Mendengar perkataan kakakku aku terdiam dan
berfikir.
“
Aha .... aku punya ide Kakak. Tiga bulan lalu kan bibi menikah, bagaimana kalau
souvenirnya Lila kasih ke Luna?”
“
Terserah adek, kalau mau dikasih juga enggak apa – apa.”
Souvenir itu
adalah dompet. Bentuknya cukup bagus dan sangat pas kalau dipakai Luna. Apalagi
warnanya yang merah muda sangat cocok dengan warna favorit Luna.
“
Kak, kertas kadonya disimpan dimana? Aku akan membungkusnya untuk Luna.”
“
Itu di atas almari.” kata kakakku.
Aku
bergegas menuju almari mengambil kertas kado berwarna merah muda dengan motif
bunga mawar, sangat bagus. Aku juga
mengambil beberapa koran yang ada ditumpukan sudut meja.
“
Adek,, kenapa membawa koran juga?” tanya kakak heran.
“
Biar tebal kak, nanti baru dibungkus lagi dengan kertas kado.” Jawabku dengan
penuh semangat.
“
Ini selotip dan guntingnya, kamu oasti membutuhkannya juga kan?” kakak
mengambilkan selotif dan gunting dari rak meja bekajarnya. Aku hanya mengiyakan
dengan memasang wajah nyengir.
“
Butuh bantuan kakak tidak?”
“
Tidak kak, aku bungkus sendiri saja. Adek kan udah pinter.” Kakak hanya
tersenyum dan melihat apa yang kukerjakan, sesekali kakak memandu untuk melipat
kertas kadonya.
Aku membungkus
dompet itu dengan koran, setelah terlihat bentuknya agak besar dan bagus, aku
mengambil secarik kertas dan menuliskan ucapan selamat ulang tahu untuk Luna.
Kertas itu aku rekatkan diatas koran. Setelah itu baru aku bungkus dengan
kertas kado. Akhirnya selesai dan aku
menunjukkan kado itu kepada kakak.
“
Kak, ini kadonya sudah jadi. “ ujarku dengan rasa bangga, walaupun hasilnya
kurang bagus kakak tetap memuji hasil karyaku.
“Adek
pinter bungkus kado sendiri untuk Luna” ujar kakak memujiku.
“
Iya dong kak, adek siapa dulu?” kataku bercanda. Kakak hanya bisa melihat
tingkahku dengan tersenyum sambil menggelengkan kepala.
Keesokan
harinya aku bersiap berangkat ke sekolah
dan tak lupa membawa kado untuk sahabatku itu. Kado ku masukkan ke tas. Setelah
sarapan akupun berpamitan untuk berangkat sekolah.
“
Ibu aku berangkat dulu ya.” Ujarku berpamitan sambil emncium tangan ibuku.
“Ayah...
ayo... aku sudah siap” teriakku memanggil ayahku untuk mengantarku sekolah.
“
Ok, ayo Lila.” Sambung ayahku.
Ayah menyiapkan motor, aku pun bergegas
naik ke motor. Hari ini aku tidak ingin terlambat, aku harus datang lebih awal.
“
Assalamualaikum, aku berangkat dulu ya bu.” teriakku kepada ibu.
“
Waalaikumsalam... hati – hati ya...” jawab ibuku sambil menutup pagar.
Sampai
disekolah aku langsung berpamit kepada ayah dan menuju ruang kelasku. Aku
menyimpan tasku di bangku barisan nomor dua dari depan. Ternyata di kelas teman
– teman sudah mempersiapkan kejutan ulang tahun untuk Luna.
Bel
tanda masuk berbunyi. Aku dan teman – teman berbaris di depan kelas dan masuk
ke kelas dengan tertib. Setelah Bu Guru masuk ke kelas, kami berdoa dan
mengucapkan salam. Setelah Bu Guru duduk di mejanya dan mulai membuka buku
untuk mengajar.
Tet..
tet... tet... suara bel sekolah berbunyi tiga kali tanda istirahat. Aku dan
teman – temanku keluar untuk jajan ke kantin.
Aku
dan teman – temanku sedang merencanakan kejutan untuk Luna. Fina membawa Luna
bermain supaya dia tidak mendengar rencana kita semua. Dengan tidak sengaja Bu
Guru mendengar rencana kita dan beliau sangat mendukung rencana kami.
“
Jadi nanti kita akan memberikan kejutannya ketika pulang sekolah?” tanya Tina.
“
Iya Tina” Jawab Lila
Tet...
Tet... Tet... suara bel sekolah berbunyi dua kali tandanya masuk ke kelas.
Teman sekelas menyembunyikan rahasia itu dengan baik. Di istirahat kedua teman
– teman menghias lapangan dan menyiapkan hadiah untuk Luna. Luna sendiri tidak tau kalau mereka sedang
menyiapkan kejutan untuknya, karena terus diajak bermain Tina.
“
Tina kita kok dari tadi main terus?”
tanya Luna.
“
Emangnya kenapa kalau kita bermain?” jawab Tina.
“
Yang lain pada dimana ya?” tanya Luna
“
Paling – paling juga pada main keluar.” Ujar lina pura – pura tidak tau.
Teeeetttttttt,,,,
bel panjang menandakan waktunya pulang.
Semua
pun berdoa dan berpamitan kepada Ibu guru. Tiba-tiba mata Luna ditutup kain
oleh Tina. Luna sangat terkejut.
“
Jangan takut ini aku Tina, sudah ikuti saja aku.”
“
Ya sudah, baiklah..”
Semua
orang pun sudah berkumpul di lapangan. Lila dan teman – teman lainnya sedang
mendekorasi lapangan. Sedang Bu Guru menyiapkan hadiah untuk Luna.
“
Akhirnya selesai juga.” Kata Lila
“
teman – teman nanti kalau Luna sama Tina sudah datang kita sembunyi ya,, biar
makin seru.” Ujar Lila.
“
Iya setuju.... “ Kata teman – teman semua dan juga Bu Guru.
Luna
dan Tina pun sudah sampai ke lapangan. Semua orang bersembunyi. Lila
bersembunyi di balik pohon, sedang Bu Guru dan lainnya sembunyi di belakang
tembok.
“
satu.. dua.. tiga...” Kata Tina.
Tina
menyuruh luna membuka ikatan kain di matanya. Ketika Luna membuka matanya dia
kaget, karena semua orang mengucapkan “ Selamat Ulang Tahun Luna”
Luna sangat terharu dan memeluk Tina
dengan tangis kebhagiaan.
Semua
orang satu persatu bersalaman dengan Luna.
“
Lun, ini ada kafo untukmu dariku.” Kata Lila.
“
Makasih ya Lil, kamu memang sahabat terbaikku.” Ujar Luna
“
Ini ada sebuah hadiah dari kami semua.” Kata Bu Guru
“
Makasih ya Bu, teman – teman juga.” Ujar Luna.
Semua
pun pulang dengan perasaan bahagia. Memiliki sahabat adalah hal yang terindah,
bukan melihat dari apa yang mereka beri tapi lihatlah niat dan ketulusan mereka.
TAMAT
Comments
Post a Comment